Mahluk Sosial, Ekonomi, Sosialisasi, Nilai, Norma dan Interaksi Antar Wilayah (Rangkuman Materi IPS SMP/MTS Kelas 7 Bab 1) Kurikulum Merdeka
Rangkuman Materi IPS SMP/MTS Kelas 7 Bab 1 | Kurikulum Merdeka | Sosialisasi dalam Masyarakat | Sejarah Lisan | Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Ekonomi yang Bermoral | Sosialisasi | Nilai dan Norma | Interaksi Antarwilayah |
DAFTAR ISI :
2. Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Ekonomi yang
Bermoral
3.7.1. Sensorimotor (0-2 tahun)
3.7.2. Pra-operasional (2-7 tahun)
3.7.3. Operasional konkret (7-11 tahun)
3.7.4. Operasional formal (11-15 tahun)
5. Jenis-Jenis Nilai dan Norma
Sejarah
Lisan
Jejak-jejak
masa lampau sebagai sumber sejarah digolongkan dalam tiga jenis yaitu sumber
tertulis, sumber lisan, dan sumber benda (artefak). Sumber tertulis di
antaranya prasasti, silsilah keluarga (dokumen tertulis), surat kabar, buku
harian, piagam, babad, dokumen, biografi, jurnal, surat, laporan, notulen
rapat, dan sebagainya. Sumber benda dalam sejarah yaitu monumen (piramid,
masjid, candi, makam, gereja, patung, lukisan), ornamen (relief,
gambar-gambar), dan grafis (peta, perencanaan kota, sketsa topografis, sidik
jari, tabel statistik, dan lain-lain), dan fonografis (rekaman suara).
Sementara
sumber lisan dapat dibedakan menjadi dua jenis. Pertama, kesaksian lisan oleh
pelaku yang terlibat secara langsung dalam peristiwa sejarah (oral history).
Pada saat melakukan wawancara dengan saksi sejarah direkam dan ditranskripkan
ke dalam kertas.
Sumber
lisan yang kedua berupa tradisi lisan (oral tradition), misalnya mitos,
legenda, dongeng, dan cerita rakyat. Tradisi lisan lebih sulit untuk dianalisis
oleh seorang sejarawan karena perlu menangkap kenyataan di belakang ceritanya
yang didukung dokumen seperti arsip atau buku.
Mitos
adalah cerita yang dianggap benar terjadi dan suci oleh masyarakat pemilik
cerita tersebut. Legenda merupakan cerita rakyat jaman dahulu yang dianggap
benar-benar terjadi oleh pemilik cerita. Dongeng merupakan prosa yang dianggap
tidak benar-benar terjadi oleh yang memiliki cerita. Isi dongeng kebanyakan
penuh dengan khayalan.
Melalui
cerita rakyat nenek moyang kalian menjawab berbagai pertanyaan yang muncul dari
anak-anak mereka atau cucu-cucu mereka. Seperti contoh ketika sudah malam
anak-anak tidak diperbolehkan bermain di luar rumah karena akan diculik oleh
hantu. Penjelasan ilmiahnya adalah ketika malam dan suasana gelap maka
anak-anak akan kesulitan untuk melihat keadaan sekitar. Anak-anak yang bermain
dikhawatirkan akan mengalami kecelakaan atau kehilangan arah untuk pulang.
Cerita rakyat mempunyai ciri-ciri di antaranya:
1. Penyebaran dan
pelestariannya dilakukan dengan tradisi lisan yaitu melalui penuturan dari
orang ke orang lain.
2. Bersifat tradisional
dan disebarkan antar generasi dalam waktu yang cukup lama.
3. Cerita rakyat itu ada
dengan versi-versi dan perbedaan dari setiap daerah sehingga menjadi berbeda
alur dari ceritanya satu sama lain.
4. Penciptanya tidak
diketahui.
5. Menjadi milik bersama.
6. Mempunyai kegunaan
dalam kehidupan.
7. Mempunyai logika
sendiri yang membedakan dengan logika umum.
Manusia
sebagai Makhluk Sosial dan Ekonomi yang Bermoral
1. Manusia sebagai
Makhluk Sosial
Manusia
sebagai makhluk sosial dapat diartikan bahwa manusia tidak dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri dan membutuhkan bantuan orang lain. Manusia memiliki
keterbatasan sumber daya untuk memenuhi kebutuhannya sehingga manusia saling
bergantung satu dengan lainnya.
- Manusia
sebagai Makhluk Ekonomi yang Bermoral
Kebutuhan
manusia yang tidak terbatas membuat manusia melakukan berbagai cara agar tujuan
kebutuhannya dapat terpenuhi. Keinginan manusia untuk dapat memenuhi
kebutuhannya merupakan perwujudan manusia sebagai makhluk ekonomi. Dalam
pemenuhan kebutuhannya, manusia dibatasi oleh hak-hak orang lain sebagai
perwujudan makhluk bermoral. Sebagai makhluk ekonomi yang bermoral, manusia
setidaknya memiliki empat ciri-ciri sebagai berikut:
1. Melakukan tindakan
rasional.
2. Fokus pemenuhan
kebutuhan untuk kepentingan diri sendiri tanpa mengabaikan norma/nilai/aturan
yang berlaku di masyarakat.
3. Pengambilan keputusan
dalam rangka memenuhi kebutuhan sesuai dengan tujuan.
4. Sulit merasa puas.
5. Ada preferensi pribadi
dalam menentukan aktivitas pemenuhan kebutuhan.
Sosialisasi
Manusia
adalah makhluk sosial yang menghabiskan kehidupan dengan cara berinteraksi
dengan individu lain. Sosialisasi adalah proses sosial seumur hidup untuk
mempelajari pola budaya, perilaku, dan harapan. Melalui sosialisasi, kita
mempelajari nilai-nilai budaya, norma, dan peran.
Hakikat
Sosialisasi
Sosialisasi
adalah proses interaksi yang dilakukan secara terus-menerus sehingga membentuk
kepribadian seorang individu. Dapat dikatakan, sosialisasi merupakan proses
seumur hidup yang berkaitan dengan cara individu mempelajari nilai dan norma
sosial yang ada atau berlaku di masyarakat agar dapat diterima kelompoknya.
Sosialisasi dapat dilakukan oleh berbagai individu termasuk orang tua, guru,
teman sebaya, saudara kandung lewat sekolah, televisi, internet, ataupun media
sosial.
Agen
Sosialisasi
Sosialisasi
terjadi di seluruh rentang hidup dan sampai batas tertentu. Interaksi sosial
meliputi perpindahan individu dari satu tempat ke tempat yang lain, peran dalam
hidup mereka mulai dari lulus sekolah, memperoleh pekerjaan menikah, memiliki
anak, hingga pensiun. Berikut merupakan agen-agen sosialisasi:
Keluarga
Keluarga
merupakan agen sosialisasi pertama dan terpenting. Agen sosialisasi keluarga
terdiri dari sistem keluarga inti (nuclear family) dan sistem kekerabatan
(extended family). Keluarga inti meliputi ayah, ibu, dan saudara kandung maupun
angkat yang tinggal dalam satu rumah. Sedangkan sistem kekerabatan meliputi
kakek, nenek, paman, dan bibi. Keluarga termasuk kelompok primer yang memiliki
intensitas tinggi dalam mengawasi anggota keluarganya. Sosialisasi dalam
keluarga dapat memengaruhi pembentukan kepribadian anak.
Sekolah
Individu
dihadapkan pada berbagai pengalaman berbeda di sekolah. Mereka berinteraksi
dengan orang-orang dari berbagai latar belakang agama, kelas sosial, ras,
etnis, dan kebudayaan. Sosialisasi di sekolah memiliki tujuan menanamkan nilai
kedisiplinan yang berorientasi mempersiapkan peran peserta didik pada masa
mendatang. Agen sosialisasi sekolah merupakan bentuk dari sosialisasi sekunder.
Kelompok
Sepermainan
Sosialisasi
juga terjadi di antara kelompok sepermainan, baik teman sebaya maupun tidak
sebaya. Kelompok sepermainan dapat memengaruhi kebiasaan belajar, selera musik,
sudut pandang, dan bahkan gaya berpakaian. Agen sosialisasi kelompok
sepermainan merupakan bentuk dari sosialisasi sekunder.
Media
Massa
Media
massa adalah sarana komunikasi satu arah ke masyarakat luas. Informasi yang
disampaikan melalui media dapat menyebar secara cepat dan luas ke seluruh
lapisan dan golongan masyarakat. Jenis media massa dapat berupa televisi, surat
kabar, majalah, film, radio, dan media sosial digital lainnya. Individu akan
dihadapkan pada berbagai perilaku, ide, kepercayaan, dan nilai melalui media.
Agen sosialisasi media massa merupakan bentuk dari sosialisasi sekunder.
Proses
Sosialisasi
Berdasarkan
teori perkembangan kognitif Jean Piaget, proses sosialisasi menekankan pada
kemampuan anak untuk memahami dunia. Piaget menjelaskan adanya perbedaan tahap
anak-anak dalam belajar untuk berpikir tentang diri mereka sendiri dan
lingkungan mereka. Tahapan tersebut di antaranya:
Sensorimotor
(0-2 tahun)
Sensorimotor
merupakan tahap pertama bayi belajar terutama dengan menyentuh benda,
memanipulasinya, dan secara fisik menjelajahi lingkungannya. Pencapaian utama
pada tahap ini adalah pemahaman anak bahwa lingkungannya memiliki sifat yang
berbeda dan stabil.
Pra-operasional
(2-7 tahun)
Pada
tahap ini anak sudah menguasai bahasa dan menggunakan kata-kata untuk
merepresentasikan objek dan gambar secara simbolis. Anak-anak berbicara bersama
tetapi tidak dengan satu sama lain dalam arti yang sama seperti orang dewasa.
Operasional
konkret (7-11 tahun)
Pada
fase ini, anak-anak telah memahami pengertian logis seperti hubungan sebab dan
akibat. Seorang anak pada tahap perkembangan ini akan mengenali alasan yang
salah dan mampu melaksanakan operasi hitungan matematika sederhana (mengalikan,
membagi, dan mengurangi).
Operasional
formal (11-15 tahun)
Tahap
ini merupakan tahap remaja. Selama masa remaja, anak yang beranjak dewasa lebih
mampu memahami ide-ide yang sangat rumit. Ketika dihadapkan pada suatu masalah,
anak-anak pada tahap ini mampu meninjau semua cara yang mungkin untuk dilakukan
dan melaluinya secara teoritis untuk mencapai solusi.
Nilai
dan Norma
Definisi
Nilai dan Norma Nilai dapat dilihat sebagai sesuatu yang absolut, melekat pada
objek, hadir dalam diri manusia, dan identik dengan perilakunya. Franz
mengemukakan, norma dapat dilihat sebagai kumpulan perilaku verbal dan
nonverbal.
Norma
merupakan aturan atau cara yang diterapkan masyarakat agar sesuai dengan nilai
yang dianut oleh masyarakat setempat. Sebagai contoh, norma berpakaian atau
etika berpakaian akan sama dengan tata cara berpakaian. Seorang individu harus
menyesuaikan dengan nilai yang dianut masyarakat dalam berpakaian.
Norma
diturunkan dari nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat. Stolley menyatakan
bahwa masyarakat akan membutuhkan norma untuk memelihara tatanan sosial yang
stabil. Norma dapat berubah-ubah seiring berjalannya waktu, misalnya dahulu
wanita yang memakai celana dianggap melanggar norma tetapi saat ini merupakan
hal yang biasa.
Jenis-Jenis
Nilai dan Norma
Jenis-Jenis
Nilai
Jenis-jenis
nilai berkembang menjadi beraneka ragam, tergantung pada kategori
penggolongannya. Notonagoro membagai nilai menjadi tiga macam, yaitu:
1. Nilai material adalah
segala hal yang bermanfaat bagi jasmani manusia, seperti makanan dan pakaian.
2. Nilai vital merupakan
segala hal yang bisa digunakan manusia untuk melakukan kegiatan atau aktivitas,
misalnya jaring untuk nelayan, payung ketika musim hujan, dan lain sebagainya.
3. Nilai kerohanian
adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi rohani manusia, meliputi:
4. Nilai Kebenaran:
bersumber dari unsur akal manusia. Contoh nilai kebenaran yaitu hakim yang
bertugas memberi putusan pengadilan.
5. Nilai Keindahan:
berasal dari perasaan dan estetis manusia. Contoh mengoleksi perangko, menanam
tanaman hias, dan membeli lukisan.
6. Nilai Kebaikan/Moral:
berasal dari kehendak atau kemauan manusia. Contohnya tidak memotong
pembicaraan orang lain, meminjamkan pulpen kepada teman yang lupa membawa alat
tulis.
7. Nilai Religius:
merupakan nilai ketuhanan yang tertinggi dan mutlak. Contohnya, beribadah tepat
waktu, menjalankan perintah yang diajarkan dalam agama yang dianut.
Jenis-jenis
Norma
Norma
Agama
Norma
agama atau religi memuat aturan yang menata kehidupan manusia yang bersumber
dari Tuhan. Norma agama terdiri dari sekumpulan perintah dan larangan manusia
untuk berlaku, yang oleh pemeluknya diyakini kebenaran dan konsekuensinya.
Norma tersebut tidak hanya mengatur hubungan vertikal, antara manusia dan Tuhan
(ibadah), tetapi juga hubungan horizontal, yakni hubungan sesama manusia.
Norma
Kesusilaan
Norma
kesusilaan berasal dari hati nurani yang dipraktikkan secara berulang dan
menjadi kebiasaan. Norma kesusilaan merupakan susunan dari aturan-aturan hidup
tentang cara manusia bertingkah laku dalam kehidupan. Pelanggaran terhadap
norma kesusilaan seringkali diangap sebagai pelanggaran terhadap ajaran agama.
Contohnya membentak atau melawan orang tua dinilai sebagai tindakan yang
melanggar kesusilaan dalam berbagai agama. Pelanggaran terhadap norma
kesusilaan artinya mengingkari hati nuraninya sendiri.
Norma
Kesopanan
Norma
kesopanan berisi seperangkat aturan yang menjadi panduan tingkah laku seseorang
agar sesuai dengan kaidan sopan santun untuk dapat diterima untuk hidup dalam
lingkungan masyarakat. Norma ini bersumber dari budaya dan adat istiadat
masyarakat. Perbuatan yang dianggap sopan oleh suatu kelompok masyarakat
mungkin dapat dianggap tidak sopan bagi kelompok masyarakat lainnya. Sebagai
contoh: duduk di kursi sedangkan orang tua duduk di lantai dapat dianggap
melanggar norma kesopanan di beberapa wilayah, tetapi hal tersebut belum tentu
melanggar norma kesopanan di wilayah lain.
Norma
kesopanan dapat berubah seiring dengan sifat masyarakat yang juga dinamis dan
mengalami perubahan. Pelanggaran terhadap norma kesopanan akan memperoleh
sanksi yang berupa sindiran, celaan, teguran cemoohan, bahkan diasingkan oleh
masyarakat.
Norma
Hukum
Norma
hukum tersusun atas aturan-aturan yang dibuat lembaga-lembaga resmi tertentu,
seperti lembaga pemerintah suatu negara. Norma hukum bersifat memaksa, tegas,
dan mengikat warga negara. Contoh dari norma hukum yaitu adanya aturan mengenai
hukuman bagi pelanggaran lalu lintas.
Peranan
Nilai dan Norma
Nilai
dan norma dibutuhkan dalam kehidupan untuk menjaga kestabilan kehidupan dalam
masyarakat. Berikut peran nilai dan norma lainnya:
1. Mengatur kehidupan
masyarakat untuk membentuk pola perilaku masyarakat yang tidak merugikan atau
merusak tatanan yang ada dalam masyarakat.
2. Menyeimbangkan hak dan
kewajiban dalam masyarakat, sehingga tidak ada pihak yang merasakan
ketidakadilan atas perilaku pihak lain.
3. Nilai berfungsi
sebagai alat motivasi dan kontrol sosial. Norma merupakan pedoman bagi individu
untuk berlaku di dalam masyarakat. Norma juga berperan untuk mengatur,
mengendalikan, memberi sanksi serta memaksa anggotanya untuk bertingkah laku di
tengah masyarakat.
Interaksi
Antarwilayah
Fenomena
perbedaan satu tempat dengan tempat lain menjadikan tempat tersebut unik.
Interaksi merupakan peristiwa saling memengaruhi daya, objek, atau tempat satu
wilayah dengan wilayah lainnya. Setiap wilayah memiliki potensi sumber daya dan
kebutuhan yang berbeda dengan tempat lain. Hal inilah yang mendasari terjadinya
interaksi antarwilayah dalam rangka memenuhi kebutuhan.
Setiap
wilayah dapat menghasilkan barang kebutuhan yang berbeda dengan wilayah lain
karena adanya berbedaan bentuk muka bumi. Selain itu, interaksi antarruang
seperti kawasan pesisir yang menghasilkan hasil laut dengan dataran tinggi yang
menghasilkan berbagai sayuran tidak hanya dipengaruhi karena perbedaan bentuk
muka bumi. Jaringan jalan dan transportasi juga memengaruhi interaksi tersebut.
Hal ini menyebabkan terjadi interaksi antarwilayah dalam rangka memenuhi
kebutuhan lain yang tidak ada di wilayahnya. Sebagai contoh, perdesaan
menghasilkan sumber pangan yang dibutuhkan penduduk perkotaan. Kota
menghasilkan berbagai barang industri yang dibutuhkan penduduk perdesaan.
Interaksi juga dapat terjadi antara satu kota dan kota lain berupa pertukaran
barang dan jasa. Interakasi antara perdesaan dan perkotaan didasari atas
perbedaan karakteristik wilayah yang memengaruhi hasil produksi dan didukung
oleh jaringan jalan yang baik sehingga dapat terjadi pertukaran barang.
Penggunaan
lahan di perdesaan didominasi lahan pertanian termasuk perkebunan dan perikanan
sehingga memiliki ruang terbuka yang lebih luas dibandingkan areal terbangun.
Sedangkan penggunaan lahan di perkotaan memiliki heterogenitas yang lebih
tinggi dibandingkan wilayah perdesaan. Hal ini membuat wilayah perdesaan dapat
menghasilkan bahan pangan yang dibutuhkan penduduk perkotaan.
Misalnya,
Kabupaten Brebes memiliki komoditi pertanian bawang merah dan Kabupaten
Wonosobo menghasilkan komoditi pertanian Kentang. Kedua wilayah tersebut saling
berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan pangan. Kabupaten Wonosobo mengirimkan
hasil pertanian berupa kentang ke Kabupaten Brebes dan sebaliknya. Interaksi
antara Kabupaten Brebes dan Wonosobo ini merupakan contoh dari interaksi
antarwilayah dalam rangka mencukupi dan memenuhi kebutuhan di bidang pangan.